Pemerintah Daerah Diminta Optimalkan Stabilisasi Harga Pasokan PanganÂ
JAKARTA - Mewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Dirjen Bina Bangda) Kemendagri, Restuardy Daud meminta pemerintah daerah (Pemda) maupun jajaran kementerian yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi agar dapat mengoptimalkan stabilisasi pasokan dan harga pangan di masyarakat.
Tidak hanya itu, Restuardy Daud juga meminta supaya pemantauan stabilisasi bahan pasokan dan harga pangan ini untuk dipantau setiap minggunya, sehingga bisa dipastikan pasokan pangan tersedia dan harganya terjangkau.
"Kami berharap Pemda terkait mencermati bahan paparan dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi ini. Kami mengajak bapak ibu terutama Pemda dan jajaran kementerian, untuk terus mengoptimalkan stabilisasi pasokan dan harga pangan," ucapannya, dalam Rakornas pengendalian inflasi secara virtual, Senin (9/9/24).
Dirjen Bina Bangda Kemendagri ini mengharapkan agar kerja sama antar daerah maupun pemerintah pusat dalam memastikan ketersediaan pangan ini untuk dapat ditingkatkan.
Tidak hanya itu, ia mengharapkan pula adanya penguatan cadangan pangan untuk menjaga stabilitas pangan daerah.
"Beberapa hal yang sudah berjalan pelaksanaan bantuan pangan, distribusi pangan, kerja sama antar daerah mengisi daerah minus, penguatan cadangan pangan untuk menjaga stabilitas pangan daerah, konsolidasi daerah dan pusat, mohon untuk terus dilaksanakan dan ditingkatkan," ucapnya.
Restuardy Daud menambahkan, untuk tingkat inflasi di Indonesia saat ini bulan ke bulan yakni Agustus 2024-Juli 2024 turun sebesar 0,03 persen.
Sedangkan inflasi tahun ketahun, Agustus 2023 ke Agusutus 2024 sebesar 2,12 persen, dan inflasi tahun kalender Agustus 2024 terhadap Desember 2023 sebesar 0,87 persen.
"Terjadi deflasi di Agustus 2024 yang lebih rendah dibandingkan Juli 2024. Inflasi tahunan Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan sebelumnya dan bulan yang sama di tahun 2023," ungkapnya.
Selanjutnya, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah menerangkan Indonesia mengalami deflasi empat bulan berturut-turutberturut-turut dari Mei hingga Agustus 2024.
Jika diagregasikan menurut komponen, pada periode ini yang paling besar memberikan andil deflasi adalah komponen harga bergejolak.
Komoditas komponen harga bergejolak yang dominan memberikan andil inflasi adalah bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras.
"Deflasi pada Agustus 2024 utamanya disebabkan oleh komponen harga bergejolak yang mengalami deflasi sebesar 1,24 persen dengan andil deflasi sebesar 0,20 persen," tutupnya.
(Mediacenter Riau/ip)